Nabi Muhammad ﷺ dan Sahabat Disebut dalam Kitab Terdahulu

Nabi Muhammad ﷺ dan Sahabat Disebut dalam Kitab Terdahulu

Bismillaah Alhamdulillah.

Kali ini saya akan menulis artikel yang tidak berkaitan dengan pemrograman sebagaimana biasanya. Tulisan ini saya sadur dari kitab terjemahan berjudul Kehidupan Para Sahabat yang disusun oleh Maulana Muhammad Yusuf al Kandhalawi rahimahullah, serta diterjemahkan oleh Maulana Ahmad Syaifuddin, M.A.


Dari Atha bin Yasar, dia berkata, “Aku bertemu dengan Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallâhu ‘anhu, lalu aku menanyakan kepadanya, ‘Terangkanlah kepadaku mengenai sifat-sifat Rasulullah ﷺ yang tertulis di dalam kitab Taurat!’ Maka dia menjawab, “Baiklah. Demi Allah, sesungguhnya Nabi ﷺ telah diterangkan sifat-sifatnya di dalam kitab Taurat sebagaimana diterangkan di dalam al-Quran.” (Tertulis dalam Taurat), “Wahai Nabi, sesungguhnya, Kami mengutus engkau untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan, juga untuk menjaga orang-orang (Arab) yang ummi. Engkau adalah hamba-Ku dan Rasul-Ku. Aku namai engkau dengan sebutan mutawakkil. Engkau bukan seorang yang kasar dan keras hati, dan engkau bukan pula seorang yang suka membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan engkau selalu memaafkan dan mengampuni. Dan sekali-kali engkau tidak akan diwafatkan oleh Allah, sehingga orang-orang memeluk agama ini dengan mengucapkan kalimah laa ilaaha illallaah yang dengannya Allah membukakan mata yang buta, telinga yang tuli, dan hati yang tertutup.” (Hr. Ahmad)

Hadits ini telah diriwayatkan juga oleh Bukhari dari Abdullah, Baihaqi dari Ibnu Salam, Ibnu Ishaq dari Ka’ab Ahbar yang semakna dengan hadits di atas, juga oleh Baihaqi dari Aisyah radhiyallâhu ‘anha secara ringkas.

Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala telah berfirman kepada Nabi Daud di dalam kitab Zabur, “Wahai Daud, sesungguhnya kelak sesudahmu akan datang seorang Nabi yang bernama Ahmad (Muhammad), seorang Nabi yang dipercaya dan sebagai penghulu dari sekalian para Nabi. Aku sekali-kali tidak akan marah kepadanya dan dia juga tidak akan pernah membuat Aku marah sedikit pun. Dan sesungguhnya Aku telah mengampuninya sebelum dia berbuat maksiat (dosa) kepada-Ku, yakni dosa-dosanya yang terdahulu dan dosa-dosanya yang kemudian. Dan umatnya adalah umat yang dirahmati (oleh Allah). Aku berikan kepada umatnya amalan-amalan nafil (sunnah) seperti yang telah Aku berikan kepada para Rasul; dan Aku telah wajibkan kepada umatnya amalan-amalan fardhu seperti yang telah Aku wajibkan kepada para Nabi dan Rasul. Sampai mereka menghadap kepada-Ku di hari Kiamat sedang cahaya mereka seperti cahaya para Nabi — sampai pada firman-Nya — “Wahai Daud, sesungguhnya Aku telah memuliakan Muhammad dan umatnya dari seluruh umat-umat yang lain.”
(Demikian disebutkan dalam al-Bidayah jilid II halaman 326)

Abdullah bin Amar radhiyallâhu ‘anhu pernah berkata kepada Ka’ab Ahbar radhiyallâhu ‘anhu, “Terangkanlah kepadaku mengenai sifat-sifat Nabi ﷺ dan umatnya!” Maka dia menjawab, “Aku temukan sifat-sifat mereka di dalam kitab Allah Subhanahu wa ta’ala (Taurat), bahwa sesungguhnya Ahmad (ﷺ) dan umatnya adalah orang-orang yang selalu memuji Allah Subhanahu wa ta’ala baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah (misalnya mereka mengucapkan alhamdulillah ‘alaa kulli haal), mengucapkan takbir Allaahu Akbar setiap kali mereka berjalan naik, dan mereka selalu mengucapkan subhaanallaah setiap kali mereka berjalan menurun. Seruan adzan mereka bergema hingga ke langit. Jika mereka dalam shalat, sayup-sayup terdengar dengungan bagaikan dengungan lebah di atas batu. Mereka berbaris dalam shalat seperti barisan para malaikat, dan mereka berbaris di medan perang seperti berbaris dalam shalat. Apabila mereka berperang (berjihad) di jalan Allah Subhanahu wa ta’ala maka para malaikat dengan tombak yang kuat senantiasa berada di depan dan di belakang mereka. Apabila mereka telah masuk di barisan (kancah) peperangan, maka Allah Subhanahu wa ta’ala akan hadir untuk menaungi mereka — Ka’ab berisyarat dengan tangannya — seperti burung nasar melingkupi sarangnya. Dan sekali-kali mereka tidak akan pernah mundur dari medan perang.”
(Hr. Abu Nu’aim dari Sa’id bin Abi Hilal dalam al-Hilyah jilid V halaman 386)

Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ka’ab Ahbar dengan sanad yang lain secara panjang lebar isinya ada sedikit perbedaan, yaitu: “Umat Muhammad ﷺ adalah umat yang banyak memuji Allah Subhanahu wa ta’ala (dengan ucapan alhamdulillah) dalam setiap keadaan, selalu mengucapkan Allaahu Akbar dalam setiap ketinggian, selalu mengawasi peredaran matahari untuk mengetahui waktu shalat mereka dengan tepat, mereka selalu mengerjakan shalat lima waktu tepat pada waktunya walaupun mereka sedang berada di tempat sampah, mereka selalu memakai kain sarung (celana) di tengah-tengah betis mereka, dan mereka selalu membersihkan anggota-anggota badan mereka dengan berwudhu.”

Sumber.

Al Kandhalawi, M. and Syaifuddin, M., 2003. Kehidupan para sahabat. 1st ed. Bandung: Pustaka Zaadul Ma’aad.


Cover photo by Abdullah Öğük on Unsplash