Mencoba Hashnode untuk Pertama Kali

Berbagi pengalaman menulis artikel di layanan blog gratis oleh Hashnode.

Mencoba Hashnode untuk Pertama Kali

Bismillaah Alhamdulillaah, Assalamu'alaikum Wr. Wb.,

Setelah kurang lebih satu bulan saya memuat tulisan di blog Medium , dan mencoba menelusuri penyedia layanan blog sejenis, akhirnya ketemu Hashnode. Untuk menulis konten di sini menggunakan markdown sebagaimana biasa saya lakukan ketika membuat isian fail README.md di repository Github.

Markdown adalah perangkat konversi teks ke HTML untuk penulis konten web. Markdown memungkinkan Anda menulis format teks yang mudah dibaca dan ditulis, kemudian mengonversinya ke bentuk XHTML (atau HTML) yang secara terstruktur valid - Daringfireball.

Dalam tulisan di sini diterangkan perbandingan antara Hashnode dan Medium, yang beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

HalMediumHashnode
BiayaGratis untuk beberapa artikel, bayar untuk baca tanpa batasGratis
Setelan DomainAda untuk anggota berbayarAda dan gratis
Sorot SintakTidak ada sorot sintak mandiriOtomatis mendeteksi teks dalam blok code sesuai sintaknya
Pengelompokan Tulisan TerkaitTidak adaAda
Halaman StatisTidak AdaAda
Penyetelan TautanTidak adaAda

Saya pertama kali tertarik dengan Medium karena format tulisan, jenis font, gaya CSS-nya membuat nyaman mata untuk melihat dan membaca teks panjang. Tapi karena ada batasan paywall bagi pembaca untuk dapat membaca keseluruhan artikel jadi membuat saya mulai mencari platform alternatif sejenis.

Sementara ini mungkin saya akan mencoba menulis di kedua platform ini sambil beradaptasi dulu dengan lingkungan penulisannya. Apalagi di Hashnode ini menawarkan untuk bisa mengimpor tulisan yang ada di Medium.

If you鈥檙e already on Medium, we鈥檝e made it easy for you to switch.

Hashnode's Medium Importer enables you to migrate your entire back catalog over to our platform in a matter of minutes.

Btw, saya menulis markdown ini sambil melihat cheatsheet di sini yang cukup membantu saya untuk adaptasi dalam format penulisan artikel 馃槂.

Penulisan kode dengan sorotan sintak bawaan juga cukup memudahkan, seperti contoh berikut.

class Prima():
  def __init__(self):
    pass

  def CekPrima(self, angka):
    if angka < 1: return False
    else:
      for i in range(2, angka):
        if angka % i == 0: return False
      else: return True

  def DeretPrima(self, min, maks):
      lstPrima = []
      for i in range(min, maks+1):
          if self.CekPrima(i):
              lstPrima.append(i)
              #print(i)
      return lstPrima

o = Prima()
min = 2
maks = 50000

mulai = time.perf_counter()
print(o.DeretPrima(min, maks))
akhir = time.perf_counter()-mulai
print(f"Waktu: {akhir} detik")

Potongan kode tersebut di atas untuk menampilkan deret prima di antara dua bilangan. Hasil eksekusinya seperti terlihat pada gambar berikut.

image.png

Untuk meletakkan gambar juga sama dengan yang ada di Medium, yaitu tinggal copy/paste dari hasil screenshot atau unggah fail gambar.

Sementara ini dulu artikel perdana di Hashnode, semoga betah dan rajin menulis 馃槈.

Semoga berkenan 馃挐.

Web Utama Blog Github Pages Medium